Sunday, April 4, 2010
Menteri PDT: Ibu saya Pernah Minta Banyu Putih kepada Kyai Buntet
Minggu, 04 April 2010 17:25 administrator
Surel Cetak PDF
Ibu saya pernah minta air putih kepada KH. Mustamid Abbas saat mengandung dan mendoakan mudah-mudahan anaknya menjadi orang penting,”
Menteri Negara Pemberdayaan Daerah Tertinggal Ir. H. Ahmad Heri Faisal Zaini mengaku bahwa ibunya saat mengandung dirinya pernah meminta air putih kepada KH. Mustahdi Abbas, untuk mendoakan mudah-mudahan anaknya menjadi orang penting.
“Saya ini orang Cirebon asli Babakan, Gebang, putra dari KH. Ahmad Zaini Dahlan seorang pencinta kyai dan selalu mengajarkan untuk menghromati dankhidmat kepada para kyai. Ibu saya pernah minta air putih kepada KH. Mustamid Abbas saat mengandung dan mendoakan mudah-mudahan anaknya menjadi orang penting,” katanya di hadapan para kyai dan tamu undangan dalam peringatan Haul Buntet Pesantren Cirebon, Sabtu (3/4)
Karenaya, beliau mengungkapkan rasa tahadus binimah nya sebagai orang NU yang kini telah menjadi menteri dari NU di samping ada M Nuh, Suryadjharma Ali dan Muhaimin Iskandar. Nama menteri ini bertepatan dengan istilah dalam ajaran agama, khubbul fuqoro wal masakin, cintai kaum nadhdiyin yang masih tertinggal.
Sebagai orang pesantren yang tempat tinggalnya bertetangga dengan Buntet Pesantren, beliau memahami bagaimana peran Buntet Pesantren dalam pentas nasional. “Sumbangan Buntet besar sekali. Sejarah Indoensia belum menulis secara lebih detil karena belum menuliskan peran KH. Abbas di pentas nasional dalam mengusir penjajah. Karenaya para santri dapat mengisi ruang-ruang kosong pembangunan Indonesia.” tegasnya.
Untuk mengisi ruang-ruang kosong itu membutuhkan kekuatan ruhani yang menjadi pilar penting, sebgai penggeraknya. Kemudian menteri PDT ini menyampaikan tiga hal penting itu adalah mengembangkan rasa ikhlas, menanamkan rasa sabar dan rasa untuk terus menerus mensyukuri nikmat Allah swt.
Dalam mengembangkan rasa ikhlas itu katanya, agar kita terus menerus dari detik, menit dan jam menjadikan cara kita untuk mengabdikan diri kepada Allah swt. Inna solati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi rabbil ‘alamin.. prinsip itu katanya, sangat penting agar apa yang disebut dengan dinamika perkembangn satu dengan yang lainnya bisa dilandaskan dengan satu hal ini yatu ikhlas agar kehidupan ini berjalan lebih damai dan sejahtera untuk masa-masa mendatang.
Para alim ulama, para sufi dll. Menempatkan Ikhlas ini merupakan sesuatu yang rahasia dari beberapa rahasia, bahkan menguti pendapat imam al Junaid bahwa malaikat tidak sempat mencatatnya karena ilmu ini ilmu sir. Karena ini adalah pilar yang paoling penting bagi kita.
Kedua adalah menanamkan rasa sabar. Prinsip ini katanya, berguna dalam rangka menghadapi pasang surut kehidupan. Kadang hari ini mendapatkan rezeki di luar apa yang diinginkan, saat dihitung tidak mendapatkan rezki padahal sudah diprediksi. Jadi saat tidak mendapat hari ini kita harus sabar. Lalu beliau mengutip hadits Nabi saw, hal yang luar biasa bila mendapatkan nikmat lalu bersyukur dan bila mendapatkan musibah bersabar. Mudah-mudahan modal ini menjadi peningkatan kualitas keimanan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment